Wednesday, June 6, 2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuletan


a. Pembawaan (Hereditas)
Manusia lahir memiliki sifat-sifat bawaan dari orang tuanya. Hal tersebut termasuk daya tahan fisik dan mental, dengan demikian menunjang dalam perkembangan lebih lanjut
b. Pendidikan dan pelatihan
Mempunyai arti penting dalam perkembangan bawaan seseorang.
c. Lingkungan
Memiliki peran penting dalam pembinaan keuletan karena manusia akan menyesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya.
d. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keuletan karena dengan memiliki banyak pengalaman berupa rintangan, hambatan, serta kegagalan dalam menjalankan usaha, berani pula memiliki banyak strategi dalam memecahkan masalah.
e. Motivasi
Wirausahawan yang komit untuk berhasil dan berkembang dalam usaha akan termotivasi mewujudkan keinginannya, sehingga akan mencari dan menggunakan berbagai cara (positif) untuk mewujudkan obsesinya.

Membina Sifat Ulet

Keuletan merupakan perpaduan daya jasmani dan rohani dalam mengatasi masalah dihadapi dalam menunaikan tugas hingga berhasil, dapat dibina melalui usaha-usaha sebagai berikut:
a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani maupun rohani
b. Menjaga dan meningkatkan semangat dalam bekerja
c. Selalu optimis dalam menjalankan usaha
d. Menyenangi pekerjaannya
e. Berani menghadapi tantangan
f. Meningkatkan kepedulian akan peristiwa /kejadian disekitarnya baik secara mikro maupun makro
g. Berusaha memiliki banyak informasi dan sumber
h. Menerima dengan senang hati kritik dan saran
i. Meningkatkan kepekaan, kecermatan, dan kewapadaan diri
j. Memandang kegagalan dari sisi positif
k. Tidak memandang ringan masalah yang dihadapi
l. Berani mencoba berbagai alternatif dengan sudah dipertimbangkan secara masak

Berikut ini merupakan contoh artikel mengenai ulet yang terinspirasi dari pohon bambu

Seperti kita tahu, pohon bambu itu memiliki karakter ulet, tahan banting, namun juga lembut. Batang keras namun juga mudah di bentuk menjadi berbagai barang kebutuhan sehari-hari. Seperti kentongan, anyaman, kursi dsb.
Akar bambu kokoh menghujam bumi dan batangnya menjulang ke langit. Sehingga meski angin besar menerpa, bambu tak mudah ambruk. Setiap kali sapuan angin datang, batang bambu akan ikut bergerak akan menyesuaikan diri. Untuk kemudian kembali ke posisinya semula.
Bambu juga memiliki karakter konsisten. Hal itu tercermin dari ruas demi ruasnya yang terus meninggi. Dari kecil sampai menjadi besar, bambu tanpa henti terus berjuang untuk memajukan dirinya. Agar semakin tinggi dan berkembang.
Hal itu mengajarkan pada kita pentingnya kesabaran. Bambu tak “membangun” dirinya hanya dalam waktu sehari dua hari. Tetapi bertahun-tahun, ia terus konsisten untuk membesarkan dirinya. Tanpa keluh kesah apalagi putus asa.
Dalam dunia bisnis, karakter pohon bambu ini sangat penting kita miliki. Tanpa mudah mengeluh, terus konsisten membangun bisnis yang kita jalani. Serta selalu adaptif terhadap perubahan situasi. Meski “badai” datang menghantam bisnis kita, kita tidak mudah menyerah. Dan dapat mengatasinya dengan cepat
Belajar dari pohon bambu adalah belajar tentang bagaimana kita menanam, menentukan strategi, membentuk sistem, dan akhirnya meningmati kelak saatnya. Butuh waktu lama, tak hanya 365 hari. Butuh waktu lama untuk hasil sempurna. Maka bila saatnya tiba, kita akan memetiknya. Bambu memiliki itu, ketelatenan dan kesabaran, kegigihan, fleksibilitas, berbaur dengan kekokohan menghadapi tantangan. Jangan pernah lupa juga apa yang bisa kita berikan untuk masyarakat, layaknya bambu membagi kegunaan dirinya bagi manusia dalam berbagai cara.

MELAKUKAN USAHA DENGAN TIDAK PUTUS ASA
1. Pengertian putus asa
Merupakan kondisi kejiwaan yang merasa dan menganggap bahwa apa yang di inginkan tidak akan tercapai.
2. Penyebab putus asa
a. Faktor internal merupakan penyebab dari dalam diri wirausaha, diman terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
b. Faktor eksternal merupakan penyebab yang berasal dari luar diri wirausaha seperti kondisi ekonomi yang fluktuasi, persaingan yang semakin ketat, bencana alam dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kesulitan seperti hambatan dan rintangan dalam mencapai apa yang direncanakan dan kegagalan usaha.

3. Dampak negatif putus asa
a. Berkurang/hilangnya semangat menjalankan usaha
b. Menurunnya produktifitas kerja
c. Menurunnya percaya diri wirausaha
d. Menurunnya tingkat kepercayaan/kredibilitas dari teman-teman sekerja, pelanggan, pemasok, dan kreditur
e. Terancamnya kelangsungan usaha

4. Mengantisipasi dan mengeliminasi keputusasaan
Keputusasaan wirausaha dalam menjalani usaha memiliki dampak negatif, oleh sebab itu perlu diantisipasi dan dieliminasi, sbb:
a. Ketabahan
Artinya tetap dan kuat hati di dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup dalam berusaha. Untuk mengatasi berbagai macam cobaan, harus melatih ketabahn dengan memelihara pendirian bahwa wirausaha harus sukses dan harus maju untuk mencapai suatu tujuan.
b. Meningkatkan kualitas SDM
Wirausahawan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki seiring kemajuan ilmu dan teknologi. Dengan demikian penyebab-penyebab kegagalan usaha dapat di tanggulangi sehingga tidak menimbulkan keputusasaan.
c. Penerapan menejemen secara efektif
Menerapkan menejemen secara efektif berabrti menjalankan fungsi-fungsi menejemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
d. Menggunakan jasa asuransi
Putus asa erat kaitannya dengan resiko usaha. Resiko usaha dapat ditanggung sendiri oleh wirausaha atau di limpahkan/dialihkan pada perusahaan asuransi. Hal ini dapat dilakukan denagan mengalihkan risiko kepada perusahaan penjamin (garansi) atau asuransi.

0 comments:

Post a Comment

Warning !! Silahkan Copy paste asal tetap mencantumkan URL/Link Blog sebagai sumbernya. Powered by Blogger.